Minggu, 22 Juni 2014

LAPORAN HASIL PELATIHAN SANTRI JAWATIMUR DI AUSTRALIA BARAT TAHUN 2012



PELATIHAN SANTRI BIDANG PERTANIAN, PETERNAKAN DAN KEWIRAUSAHAAN
DI AUSTRALIA BARAT
27 Oktober s/d 4 Nopember 2012

LAPORAN KEGIATAN

A.   Latar Belakang
              Kerjasama “sister povince” antara Jawa Timur dengan Australia Barat sudah memasuki  tahun ke 22. Dalam kurun waktu tersebut, hubungan kerjasama yang semula hanya antara pemerintah dengan pemerintah (Goverment to Government), sudah berkembang ke bisnis to bisnis (Person to Person), bahkan sudah meluas hingga menyentuh masyarakat petani, peternak, pelajar, dll.

         Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk Jawa Timur tahun 2012 mencapai 37.476.747 juta orang, sebagian besar adalah beragama Islam. Hal ini diantaranya dapat dilihat dengan tersebarnya pondok pesantren di Jawa Timur yang jumlahnya mencapai lebih dari 6.003  unit dengan jumlah santri lebih dari 888 ribu orang. Pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan dan dapat menghidupi dirinya sendiri ini merupakan potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh Pemerintah. Selain itu dalam rangka meningkatkan kemandirian pondok pesantren dirasa perlu ada peningkatan SDM santri/ustadz, terutama para pengelola unit usaha penunjang perekonomian pondok pesantren, khususnya bidang pertanian, peternakan dan kewirausahaan melalui program pelatihan.
              Sementara itu, Australia Barat selaku mitra kerjasama Jawa Timur, dinilai memiliki keunggulan di bidang teknologi dan manajemen pertanian dan peternakan, dapat dimanfaatkan oleh Jawa Timur untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh para petani dan peternak, termasuk di dalamnya para santri dalam menjalankan kegiatan usaha pondok pesantren, sekaligus membuka wawasan para santri tersebut
               Dalam rangka memanfaatkan kerjasama sister province antara Jawa Timur – Australia Barat, maka program pelatihan santri di bidang pertanian, peternakan dan kewirausahaan bagi santri dilakukan di Australia Barat. Selanjutnya, para santri yang terpilih dan telah mengikuti pelatihan di Australia Barat diminta untuk menyebarluaskan ilmunya kepada santri lain dan masyarakat di sekitar pondok pesantrennya. Selain itu santri tersebut juga diminta membuat rencana tindak terkait ilmu dan pengalaman yang diserap dari Australia Barat dan menerapkannya di pondok pesantren asal dan/ atau masyarakat sekitarnya.

B.  Maksud dan Tujuan
       Kegiatan pelatihan Santri dalam bidang pertanian, peternakan dan kewirausahaan ini mempunyai maksud dan tujuan yang antara lain:
1.      Meningkatkan kemampuan santri Jawa Timur di bidang pengelolaan pertanian, peternakan dan kewirausahaan untuk mengembangkan potensi lokal di Jawa Timur.
2.       Memperluas wawasan santri Jawa Timur tentang budaya dan kultur dan kemajuan teknologi dalam pengelolaan pertanian, peternakan, dan wirausaha.
3.      Memperkenalkan potensi dan budaya Jawa Timur kepada masyarakat Australia Barat.
4.      Mempererat hubungan kerjasama antara Jawa timur dan Australia Barat di bidang peningkatan sumber daya manusia dan pendidikan yang telah terjalin cukup lama.

C.    Dasar pelaksanaan
        Dasar pelaksanaan kegiatan pelatihan pelatihan Santri dalam bidang pertanian, peternakan dan kewirausahaan ini
1.      MOU antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Australia Barat tanggal 28 September 2007, pasal II tentang lingkup kerjasama di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
2.      DPA Biro Administrasi Kerjasama Tahun Anggaran 2012.
3.      DPA Bagian Kerjasama, Sekretariat Daerah Kabupaten Sidoarjo 2012 (Khusus untuk biaya keikutsertaan Sari Ayu Citrowati, utusan dari Kabupaten Sidoarjo)
4.      Undangan dari Pemerintah Negara Bagian Australia Barat, kantor Perwakilan di Indonesia, tanggal 11 September 2012
5.      Surat  Perintah Tugas Gubernur Jawa Timur Nomor : 094/       /012/2012

D.  Pelaksana Kegiatan
1. Petugas Pendamping dari Biro Administrasi Kerjasama:  
                a. Nama                   :  Dra. Ni Wayan Parmini, MM.
                    NIP                     :  19600620 199003 2 001
                    Pangkat/Gol        :  Pembina       (IV/a)
        Jabatan             : Kepala Subag Kerjasama Eropa – Amerika, Biro                Administrasi Kerjasama, Setdaprov. Jatim
    b.  Nama                  :  Nanik Nur Alfiyah, SH
         NIP                     :  19690929 198803 2 001
         Pangkat/Gol        :  Penata  Tk.I (III/d)
         Jabatan         : Staf Subbag Kerjasama Australia Oceania, Biro  Administrasi Kerjasama, Setdaprov. Jatim
2.  Petugas Pendamping dari Kementerian Agama:  
                  a. Nama                  :  Drs. H. Imam Syafi’i, M.Pd.I.
                     NIP                    :  196509271993031001
                     Pangkat/Gol       :  Pembina       (IV/a)
    Jabatan       : Kepala Subdit Pendidikan Pesantren Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama
     b. Nama                  :  Drs. Moh. Nurul Umam, M.Ag.
         NIP                     :  196206131993031001
                     Pangkat/Gol       :  Pembina       (IV/a)
        Jabatan      : Kepala Seksi Kerja Sama Kelembagaan dan               Pengembangan Potensi Pondok Pesantren Bidang Pekapontren Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
                  3. Santri peserta pelatihan sebanyak 12 orang:
No
Nama Santri
Pekerjaan
Pondok Asal
1.
Imron  Zarkasyi, A.Md
Ketua BP2M
PP. Nurul Huda,  Paowan,  Panarukan,  Situbondo
2.
Abdul Fatah, S.Pd.
Ketua Pengembangan Unit Usaha
PP. Al-Mujaddadiyah Demangan, Kec. Taman, Kota Madiun
3.
Robith Qoshidi, Lc
Kepala SMA
PP. Nurul Islam (Nuris)  Antorogo, Sumbersari,  Jember
4.
Endang Kusrini, S.Pd
Guru
PP. Al-Islam Joresan, Mlarak, Ponorogo
5.
Mukhammad Nasihin
Staf Div. Pengembangan Usaha
Miftahul Ulum Al-yasini Areng-areng, Wonorejo, Ngabar, Kraton, Pasuruan
6.
Supriyanto
Guru
PP. Ma’hadul Muta”alimin Katerban, Sekaralas, Widodaren, Ngawi
7.
Budiman
Pengurus Pon Pes
PP. Tarbiyatut Tholabah, Kranji, Paciran, Lamongan
8.
Abu Amar, S.Sos.I.
Guru
PP. Mamba’us Sholihin 2,  Anjasmoro Sumber, Sanan Kulon, Blitar


9.
Imam Basori Kayat
Guru
PP.Salafiyah Bandar Kidul,  KH. Agus Salim Gg.V/27 Kediri
10.
Shofi Yulloh, ST.
Guru
PP. Miftahul Huda Pesantren III no. 6 Mojosari, Kepanjen, Malang
11.
Abdul Rohman, S.Pd.I

Guru
PP. At Taqwa RT.002/RW.010, Kedung Lurah, Pogalan, Trenggalek

Dan  Personel yang dibiayai oleh APBD II Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah   Kabupaten Sidoarjo, Tahun Anggaran 2012 yaitu
No
Nama
Pekerjaan
Pondok Asal
12.
Sari Ayu Citrowati, SE
Pengurus Koperasi
YS Sabilillah An – Nahdliyah
Jl. Lingkar Timur gebang RT.3/
RW.1 Ruko UD Yakin Lt 3 Sidoarjo

     E. Kegiatan Santri
                                    Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober s/d 4 Nopember 2012 dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1.      Kunjungan ke KJRI Perth Australia Barat
        Sabtu, 27 Oktober 2012 merupakan hari pertama bagi santri di Australia. Rombongan diterima baik oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Bapak Dede Syarief Syamsuri, PF Pensosbud, Bapak Syahri Sadikin, di kediaman Bapak Konjen di Perth. Selanjutnya rombongan diberi penjelasan dan pengarahan yang antara lain: bahwa masyarakat Indonesia dikenal dengan keramahannya di dunia tapi pada dasarnya masyarakat Australia juga tidak kalah dengan masyarakat Indonesia, mereka selalu mengucapkan salam dan tersenyum ketika bertemu dengan orang lain.
Masyarakat Australia tidak mempunyai kebudayaan. Meskipun demikian mereka selalu menghormati orang lain. Mereka mudah untuk beradaptasi dengan pendatang baru. Hal yang antara lain suka dilakukan adalah selalu mengucapkan terima kasih, permisi dan sapaan yang lain.
Dijelaskan pula bahwa beberapa masyarakat Australia tidak beragama tapi mereka sangat menghormati pemeluk agama. Satu contoh, ketika ada muslim yang masuk ke restoran yang menjual makanan haram mereka akan memberitahu secara halus  pengunjung tersebut.
Australia dipimpin oleh Primier (yang terhormat), Gubernur ( yang mulia), Mayor / Walikota, Dewan Kota, President Shire dan Chief Executive Officer.
Di Australia ada lima College Of Agriculture: Morrowa, Harvey, Nerregen, Denmark dan Cunderdin
            2.  Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
                 a. College Tour
                    Hari pertama para santri melakukan College Tour. Rombongan Santri diterima dengan baik oleh Mr. Bernard Beatty (Principal/Direktur kampus) di halaman kantor Western Australian College of Agriculture Cunderdin. Rombongan diperkenalkan dengan beberapa staff yang pagi itu sedang bertugas. Mr.Bernard didampingi oleh Mr Paul (Deputi/Wakil Direktur Kampus) menjelaskan tentang sistem dan manajemen di College kepada rombongan santri.
                    Selanjutnya Rombongan diajak keliling College untuk melihat langsung sarana dan prasarana serta proses belajar yang terjadi di College. Tempat yang pertama didatangi adalah Recreation Center (Sport Center) yang merupakan bangunan yang luas, yang menyediakan fasilitas olah raga yang cukup lengkap. Ada lapangan Basket, Tennis meja, Gymnastic dan lain lain, dalam ruangan juga difasilitasi air minum dan toilet yang sangat bersih.
              Tempat kedua yang dikunjungi adalah perpustakaan College. Disana terdapat buku-buku pelajaran, literatur, buletin, majalah dan Fasilitas IT yang sangat lengkap.
        Selanjutnya rombongan Santri melihat alat-alat pertanian  yang antara lain: Tractor beroda empat, Airseeder (alat untuk menanam dan membawa benih), Air box (alat untuk membawa pupuk), New Holland (alat untuk memanen), Boomspray (mesin penyemprot hama), Silos (lumbung yang terbuat dari baja untuk menyimpan hasil panen seperti Wheat, Lupin, Canola, Oat dan Barley  ).  
        Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Husbandry (Peternakan) untuk melihat peternakan babi/Piggery dan proses penyembelihannya, peternakan ayam petelor (chook) dan  peternakan domba. Dengan sangat antusias Santri mendengarkan penjelasan dari Mr Wayne, guru ternak domba. yang dengan senang hati menjelaskan proses pemeliharaan sampai dengan proses pemotongan/penyukuran bulu domba.
                     Inspirasi
               Para santri mendapatkan beberapa hal dalam perjalanan ini. Pertama, suatu contoh kepemimpinan dari Mr. Benard yang mau terjun ke lapangan, mengetahui betul segala hal di kampus, low profile, komunikatif dan menghargai semua stafnya seperti teman dan keluarganya sendiri.
               Kedua, kita melihat mereka benar-benar sepenuh hati dalam mengembangkan peternakan. Itu terlihat betapa canggihnya peralatan pertanian, sehingga proses cocok tanam ribuan hektar hanya cukup dijalankan 3 orang saja. Sebab mereka memiliki peralatan mesin besar untuk menanam yang dilengkapi fasilitas berbasis computer. Misalnya, mesin besar untuk menanam padi. Mesin ini dilengkapi auto steer, komputer yang bisa menginformasikan berapa bibit yang dipakai, dan berapa kilo pupuk yang telah dikeluarkan.
        Ketiga, Peralatan pertanian yang mereka miliki sangat efisien. Misalnya, dalam proses menanam bibit gandum, satu mesin langsung digunakan untuk proses membuka tanah, menaruh bibit, pupuk  dan menutup tanah .
                 b. Kunjungan ke Museum kota
                           Kegiatan kunjungan ke Cunderdin museum dimulai jam 10.30 Am. dengan  bus bersama Mrs. Lea dan Mrs. Laura.
        Cunderdin Museum adalah museum kota yang menyimpan banyak benda bersejarah di kota Cunderdin. Mulai dari alat transportasi kuno, bentuk rumah warga eropa yang pertama datang ke Australia, alat pemintal wol, peralatan untuk mendukung sistem pengairan di Cunderdin dan rumah simulasi gempa berkekuatan 6,9 skala richter.
                           Mr. Briant selaku petugas di museum menunjukkan dan menjelaskan beberapa benda yang ada di Museum:
                     1). Pump Station
                  Pump station merupakan tempat untuk men-suplay air dengan teknologi canggih yang di bangun pada tahun 1901. Air tersebut disalurkan melalui pipa besar yang dibuat dari baja dari Mundering menuju Kalgoorlie melewati Cunderdin. Pipa penyaluran air ini sangat penting sekali mengingat tidak ada sungai yang mengalir di daerah ini, sehingga masyarakat sangat tergantung dengan teknologi pipa ini untuk memenuhi kebutuhan air minum, mandi dan kebutuhan yang lain.
                   2). First School Building in Cunderdine, Western Australia
        Bangunan sekolah ini merupakan bangunan yang digunakan oleh orang-orang Australia di awal abad 20. Pada saat itu adalah zaman perang, dengan situasi sosial politik yang tidak mendukung kestabilan proses pendidikan di seluruh dunia. Meskipun demikian warga Australia tetap berusaha untuk meneruskan proses pembelajaran. Kesadaran terhadap pendidikan sejak dini merupakan modal besar untuk pengembangan Australia di masa yang akan datang.
                   3). Rail way and Train
        Railway and Train merupakan jalan dan alat transportasi yang digunakan oleh orang-orang Australia pada zaman dulu. Di dalam kereta bersejarah itu ada sebuah miniatur kereta yang digunakan sebagai alat transportasi. Bukan sekedar untuk transportasi biasa. Namun ada beberapa pasangan Australia yang melangsungkan pernikahan dan pesta di kereta yang berumur lebih satu abad itu.
                   4). Rural Lifestyle Pavilion
                        Di tempat ini kita bisa menemukan lifestyle orang-orang Australia pada awal abad 20 seperti pakaian, alat-alat pabrik,  pemintal kapas, mobil, dokar dan alat transportasi darat lainnya. Yang lebih menarik lagi adalah sebuah ruang simulasi bencana alam gempa bumi lengkap dengan penjelasan mengenai cara mengurangi resiko korban akibat bencana tersebut. Ruang ini dibuat dengan latar belakang kejadian gempa bumi yang menghancurkan satu kota di Australia Barat pada tahun 1968   
            Inspirasi
              Dari kunjungan ke museum tersebut kami bisa mengambil pelajaran :
                        Pertama, Dengan kerja keras pantang menyerah, Negara yang kekurangan air bisa mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan teknologi canggih, demi kesejahteraan warganya.
        Kedua, Perhatian yang besar terhadap konservasi benda-benda bersejarah. Benda-benda yang terlihat simple bisa menjadi sangat bermakna dalam perjalanan sejarah suatu Negara          
                        Ketiga, mengetahui perkembangan lifestyle yang ada pada masyarakat Australia dari masa ke masa
        Keempat, menjadikan bencana sebagai inspirator untuk membuat sebuah alat yang bisa  mengurangi korban.
        Kelima, Kesadaran dan perhatian dan yang sangat besar akan pentingnya pendidikan
          c.  Kunjungan ke Cunderdin District High School (CDHS)
        Kunjungan ilmiah atau study banding ke Cunderdin District High School (CDHS)  bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara proses belajar mengajar, metode pembelajaran dan media pembelajaran yang diimplementasikan di Indonesia dan di Australia Barat. Kunjungan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 29 Oktober 2012 jam 13.00 – 15.00 waktu setempat.
                 Level atau tingkat pendidikan di CDHS dimulai dari Kindergarten / Pre Primary  untuk anak usia 3, 4 atau 5 tahun kemudian Primary School untuk anak usia 10-11 tahun dan dilanjutkan dengan High/Senior School untuk anak usia 12-17 tahun.
                 Kepala sekolah CDHS adalah Mrs. Hayley Taylor. Sebagai kepala sekolah dia selalu mengontrol kegiatan belajar mengajar, mengetahui perkembangan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Selain itu sebagai top leader dia memberi contoh kedisiplinan yang baik dan bisa memahami kebutuhan guru dan peserta didik.
        Beberapa fasilitas di CDHS antara lain ruang guru yang sangat representatif, perpustakaan multimedia yang terdapat banyak slogan dan poster yang bertuliskan character building yang dapat membantu pembentukan karakter siswa, ruang makan yang bersih, ruang kelas yang berfasilitas lengkap, berteknologi modern dan penuh dengan students’ worksheet serta penataan kelas yang berfariasi menurut kebutuhan membuat proses belajaran mengajar menjadi lebih kondusif, lapangan olahraga, kantin dan halaman yang bersih dan indah sebagai fasilitas bermain.
        Proses belajar mengajar di CDHS sangat menarik dan variatif. Dalam proses kegiatan belajar mengajarnya, guru menunjukkan video untuk lebih menunjang pemahaman siswa, dengan real objek siswa menjadi lebih antusias dalam menerima pelajaran. Selain itu guru juga menggunakan metode information gap activities dengan menggunakan cue card ; guru memberikan satu clue (kalimat pancingan) sementara siswa diminta untuk menebaknya. Dengan metode ini siswa menjadi lebih termotivasi dan bersemangat dalam proses pembelajaran dan dengan demikian mental siswa menjadi lebih baik.
        Dari study banding ini hal positif yang bisa didapatkan adalah manajemen sekolah yang baik, fasilitas ruangan yang lengkap termasuk fasilitas makanan kecil yang bergizi tinggi, proses belajar mengajar yang menggunakan metode dan media yang sangat menarik dan variatif dan pembentukan karakter siswa yang baik.
              d.  College Farm
               Pada hari Senin tanggal 29 Oktober pukul 04.00 pm - 05.30 pm waktu setempat para santri berangkat ke farm dengan dipandu oleh Mr. Bret Cox selaku farm manager. Di sana beliau menunjukkan hamparan 400 hektar tanaman Gandum, Canola, Barley dan Lupin.
                 Gandum biasanya digunakan sebagai bahan pokok pembuat tepung, cereal dan bisa dimanfaatkan sebagai makanan ternak yang berprotein tinggi. Canola merupakan bahan baku pembuat margarine, minyak dan campuran makanan. Barley bisa dipergunakan sebagai bahan pembuat tepung dan bisa juga dimanfaatkan sebagai bahan bir. Sedangkan Lupin adalah jenis tanaman yang hampir mirip dengan kedelai namun mempunyai kandungan protein lebih tinggi. Di Australia Lupin juga dapat digunakan untuk makanan domba dan sapi.
        Untuk proses bercocok tanamnya mereka menggunakan mesin yang super canggih (Morris). Mesin ini cukup dioperasikan oleh satu orang dan mampu membajak sekaligus menanam benih untuk 9 hectar/jam dengan kalkulasi 1 hari 200 hektar, begitu efisiennya alat tersebut sehingga 8 hectar hanya diserahkan kepada 2 orang untuk mengurusnya.
        Namun dalam hal irigasi mereka tidak pernah memberikan irigasi air untuk tanaman tersebut, namun mereka hanya tergantung kepada curah hujan. Mereka juga tidak menggunakan hujan buatan karena biayanya sangat mahal sehingga hasil panen sangat bergantung  kepada iklim dan curah hujan. 1 hektar bisa menghasilkan 1-2,5 ton, itupun tergantung pada iklim dan curah hujan.
               e. Shearing Sheep
        Selasa, 30 Oktober 2012, tepat pukul 08.00 waktu setempat para santri mendapatkan materi/penjelasan tentang “Shearing Sheep”.  
        Shearing Sheep adalah proses pemotongan bulu domba Merino dengan tujuan untuk mendapatkan bulu domba/wool untuk dikomersilkan dan  bisa diolah menjadi bahan baku kain dan juga cosmetik. Satu domba biasanya dibersihkan atau diambil bulunya satu tahun dua kali. Setelah usia 7 tahun domba yang tidak produktif bisa dijual atau dipotong. Orang yang memotong bulu domba ini   disebut “Shearer”. Pekerjaan ini dilakukan oleh 3 siswa dan 2 siswi Cunderdin College of Agriculture. Mereka mengerjakan tugas ini sebagai bagian dari proses pembelajaran berbasis praktek lapangan.
        Hal yang pertama perlu dilakukan untuk memotong bulu domba ini adalah memilih domba yang siap untuk dipotong bulunya, kemudian menyiapkan peralatan memotong berupa gunting elektrik. Satu gunting elektrik biasanya bisa digunakan untuk memotong 2 hingga 3 ekor domba. Setelah menerima penjelasan dan melihat langsung cara memotong bulu domba semua peserta pelatihan di haruskan praktek.
        Praktek yang dilakukan para santri meliputi tiga tahapan, yang pertama pemotongan bulu domba, kemudian pengklasteran kualitas bulu domba dan terakhir pengepakan. Di samping itu para santri juga diajari memintal benang dari buludomba.
        Bulu domba yang telah dipacking akan dijual ke beberapa Negara di untuk diolah menjadi kain dan juga kosmetik. Harga jual untuk kualitas terbaik adalah 10 dolar/kg dan untuk kualitas standart 8 dolar/kg.
                 Dari pelatihan ini manfaat yang bisa  diambil adalah mengetahui cara memotong bulu domba, menyeleksi kualitas bulu dan juga pengepakan. Dengan demikian diharapkan pelatihan ini akan dilaksanakan lagi untuk masa-masa yang akan dating bahkan lebih ditingkatkan sampai dengan bagaimana cara memproduksi kainnya. Tentunya hal ini akan membawa manfaat yang cukup besar mengingat bahan bakunya sangat murah.
f.       Khyla Beef Feedlot
        Khyla Beef Feedlot adalah tempat penggemukan ternak sapi dikawasan Khyla di Cunderdine Australia Barat. terletak 34 km dari WA College of Agriculture Cunderdin. Luasnya kurang lebih 2114 Hektar.
        Sebagai pemandu kegiatan, Mr. Bret Cox dan Mr. Shaun menjelaskan beberapa jenis sapi di Australia, sapi jantan biasa disebut dengan bull dan sapi betina disebut dengan cow. Ada beberapa jenis sapi yang terdapat di Khyla Beef Feedlot: Angus, Limosin, Bahmana dan Master Drought
        Dalam upaya penggemukan sapi diperlukan makanan yang ber kualitas bagus yang mengandung protein dengan komposisi gandum (Weat) 67%, Canola (sejenis Vegetable Oil/ minyak yang berasal dari tanaman Canola 4%, rumput (Grass ) sebanyak 9% dan mikromik (sejenis vitamin atau nutrisi untuk sapi) sebanyak 3%, dan selebihnya adalah air. Untuk jenis Mikromik yang digunakan adalah Boulllis.
        Dalam 1 hari setiap sapi diberi makan sekitar 11 Kg. Namun untuk menjaga agar sapi-sapi itu tetap sehat mereka menvaksinasi sapi itu sebelum digemukkan pada usia 1 tahun 4 bulan, Setelah 3 bulan dialam feedlot mereka memberikan vaksinasi kedua sekaligus yang terakhir. Area feedlot dibersihkan setiap 3 bulan sekali dengan menggunakan mesin pembersih kotoran. Penggemukan sapi di Khyla Beef Feedlot hanya membutuhkan waktu 70 hari dengan kenaikan berat badan setiap harinya rata - rata 1,8 Kg.
        Pemasangan mikrocip pada telinga sapi dikandung maksud untuk mengetahui kondisi kesehatan, perkembangan dan mendeteksi keberadaan mereka. Namun demikian karena mereka mempunyai control yang bagus dalam kesehatan dan kebersihan, sapi-sapi tersebut jarang sekali terserang penyakit dan tingkat kematiannya 2% dari proses awal sampai proses jual. Sapi jantan dipisahkan dengan sapi betina agar tidak terjadi kehamilan. Jika terjadi kehamilan maka sapi tersebut akan segera dijauhkan dari kandang supaya tidak mengganggu sapi yang lain. Sapi Australia bisa bertahan pada suhu  -5 ˚C sampai dengan 25 ˚C dan ketika musim panas dibutuhkan supply banyak air. Ketika ada sapi yang sakit hal yang harus dilakukan adalah menjauhkan atau mengkarantina sapi tersebut sehingga tidak menular kepada sapi yang lain.
                 Keuntungan yang diperoleh dari penggemukan ini sekitar 40 dolar Australia Net dari hasil pembelian sapi 800 dolar dan setelah digemukan dijual 1200 dolar, dari keuntungan kotor 400 dolar dikurangi biaya untuk makan , pembersihan dan quality control.
        Dari system ini yang bisa diterapkan adalah pemberian komposisi makanan yang seimbang yang tidak hanya terdiri dari rumput tapi juga bahan yang mengandung gandum, canola dan mikromik, pemberian perhatian yang cukup supaya sapi tetap sehat dan tidak stress serta penyediaan tempat yang tenang.
                 Kotoran sapi bisa dimanfaatkan sebagai kompos yang dapat digunakan untuk penyubur atau pupuk. Jika biaya memungkinkan bisa dilaksanakan inseminasi antara sapi Indonesia dengan sapi Australia untuk mendapatkan bibit yang bagus karena secara genetic sapi Australia sudah mempunyai bentuk yang besar. Namun begitu ada cara dan saran dari Mr. Shaun, jika sapi di Indonesia hanya makan rumput maka rumput bisa dipotong lebih pendek supaya kuantitas makanan yang bisa dikonsumsi bisa lebih banyak sehingga sapi bisa menjadi lebih cepat gemuk.
f.       Going to Individual Farm
                 Rabu pagi, 31 Oktober 2012 para santri berangkat menuju lahan pertanian masyarakat sekitar Cunderdin. Adapun dalam kegiatan tersebut setiap santri harus belajar bersama dengan seorang petani lokal.
No
Nama Santri
Nama Petani
1
Imron Zarkasyi, A.Md.
Mr. David Godfrey
2
Abdul. Rohman, S.Pd.I.
Mr. Stuar Mussared
3
Abd. Fatah, S.Pd.
Mr. David Beat
4
Robith Qosidi, Lc.
Mr. Norm Jenzen
5
Endang Kusrini, S.Pd.
Mr. Ashley Teakle
6
Mukh. Nasihin
Mr. David Jasper
7
Supriyanto
Mr. Robert Fulwood
8
Budiman
Mr. Jeffry Crishtison
9
Abu Amar, S. Sos.I
Mr. Mal / Jo
10
Imam Basori
Mr. Curter Hook
11
Shofiyulloh, M.SI.
Mr. Rodney Roceas
12
Sari Ayu Citrowati, ST
Mr. Chris
 
                        Dalam kegiatan ini para santri dihadapkan secara langsung dengan medan pertanian. Hampir semua tempat yang dikunjungi oleh para santri mempunyai kesamaan dalam beberapa hal sehingga hasil dari kegiatan ini kami kelompokkan dalam dua hal yaitu perlengkapan dan proses di lapangan.
1)      Perlengkapan
        Untuk mengerjakan pekerjaan di sawah petani di Australia Barat maksimal memiliki dua pekerja dan beberapa mesin yang antara lain :
a)      New Holland 9050
                    Merupakan mesin yang digunakan untuk memanen hasil pertanian. Alat super canggih ini hanya di operasikan maksimal oleh dua orang. Selain itu alat ini bisa bekerja secara otomatis dengan rute yang bisa diatur langsung melalui komputer yang tersedia. Adapun kecepatan mesin ini adalah 5 km/jam.
b)      Boom Spray
                    Merupakan mesin canggih yang berfungsi untuk menyemprotkan pestisida. Alat ini berbentuk seperti mobil yang di bagian tengahnya terdapat tengki tempat pestisida. Jangkauan lebar mesin ini berkisar 9-17 m.
c)     Traktor
                    Alat yang sering dijumpai di Indonesia ini bisa bekerja dengan kecepatan 20 km/jam. Traktor merupakan alat untuk menarik alat-alat lainnya menuju lahan pertanian.
d)    Fertilizer and Chemical Spry
                    Mesin untuk menyemprotkan pupuk dan obat-obatan. Mesin ini bisa menampung 1000 L cairan.
e)     Morris
                    Mesin yang digunakan untuk melubangi tanah, memasukkan benih dan menutup lubang. Alat ini bisa menampung 8000 Kg Benih, sedangkan pupuk yang diberikan adalah perbandingan antara 60 % pupuk dan 40 % benih.
                   2). Proses di Lapangan
        Suatu hal yang sangat menarik adalah hampir setiap petani memiliki kantor kerja. Inilah yang tidak dimiliki oleh petani Indonesia. Mr Norm menjelaskan suatu program software untuk menghitung biaya pertanian setiap paddock (ladang) per musim cocok tanam. Dari software itu bisa diketahui berapa ton pupuk yang dikeluarkan, racun hama, ongkos pekerja dan biaya seluruh proses cocok tanam.
        Para petani Australia rata-rata memiliki luas  lahan 3500 – 6000 hektar. Lahan tersebut ditanami Gandum, Canola, Lupin, dan Barley sedangkan peternakan mereka meliputi domba, babi, kuda, dan sapi.
g.      Sheep Scanning Process
Sheep Scanning Process adalah teknologi yang dilakukan untuk mengetahui ketebalan daging dan lemak. Selain itu alat ini juga bisa digunakan untuk mengetahui apakah domba itu hamil atau tidak. Domba yang memiliki daging yang banyak akan mempunyai nilai jual yang tinggi.  Poll Dorset adalah domba yang diambil dagingnya.
Ada beberapa bagian badan kambing yang mempunyai nilai  jual tinggi yaitu back leg (tempong) 15 Dollar Australia/kg atau sekitar Rp. 150.000/kg, Loin Chop (pinggang) sekitar $ 12 /kg, Rib Chop (iga) $10/kg, Shoulders (pundak) $9/kg , Neck (leher) $6/kg, dan Shanks (kikil) $4/kg. Dengan demikian alat tersebut sangat membantu dalam memberikan informasi kepada para peternak di Cunderdin tentang domba yang  bisa memberikan daging yang banyak dan menguntungkan.
Untuk menjaga kesehatan domba-domba tersebut biasanya diberikan vaksinasi pada saat pertama membeli, 3 bulan setelah datang ke kandang, dan per  1 tahun kemudian setelah vaksinasi kedua. Pada saat musim dingin peternak memberikan cairan khusus dan minuman untuk menghangatkan tubuhnya  yaitu Drench for Worms,  dan untuk domba-domba yang sakit biasanya diberikan Penicilin.
         Selain itu Mr. Wayne memberikan pengetahuan khusus untuk memintal benang woll, merajutnya sampai menjadi bentuk khusus dan membuatnya menjadi woll yang bisa kita dilihat di pasar. Kain woll yang sudah dirajut tersebut dicuci dengan sabun mandi kemudian diremas remas sampai bahan tersebut lebih ketat dan menyatu, kemudian dibilas dengan air bersih dan di jemur
h.      Teaching in the Class
         Teaching in the class adalah kegiatan para santri untuk mengikuti pelajaran di kelas dan terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar. Kamis, 2 Nopember 2012 Mrs. Jeane membagi santri menjadi 3 bagian dan memberi kesempatan kepada mereka untuk masuk kedalam 3 kelas yaitu kelas Agriculture, English, dan Maths. Di dalam kelas Bahasa Inggris para santri diajak berdiskusi tentang perbedaan antara Indonesian culture dengan Australian Culture dan berinteraksi langsung dengan siswa yang ada di kelas tersebut. Sedangkan di kelas Agriculture santri bergabung dalam diskusi kelompok dan melakukan observasi tentang cara pengajaran Agriculture.
Pada intinya semua metode yang digunakan di WA College of Agricuture mengajak siswa yang ada di kelas tersebut untuk aktif. Dalam satu kelas terdapat 16 siswa. Dengan kondisi kelas yang sedang, didukung dengan fasilitas dan peralatan yang sangat mendukung serta durasi setiap subject atau mata pelajaran kira-kira  1 jam membuat para siswa bisa berkonsentrasi dan tidak bosan.     
Hal yang bisa di terapkan di Indonesia dari observasi ini adalah penggunaan metode dan media pengajaran yang sesuai akan sangat membantu siswa dalam menerima pelajaran. Selain itu jumlah siswa yang tidak terlalu banyak dalam 1 kelas dan fasilitas yang lengkap membuat siswa lebih mudah menerima pelajaran dan melatih kreativitas mereka untuk menyampaikan apa yang mereka ketahui dari literature ataupun praktek dilapangan yang pernah mereka kerjakan, sehingga mereka tidak hanya menerima materi begitu saja tapi juga mengolah apa yang mereka ketahui dalam kemampuan emosional intelegensi.
i.        Pembelajaran Kewirausahaan di Trade Training Center
Hari terahir pelatihan para santri diajak ke tempat trade training untuk melihat beberapa hasil karya siswa yang siap untuk dipasarkan seperti tempat televisi, meja dan lain-lain.
Jadi, di samping pembelajaran teori dan praktek di bidang pertanian dan peternakan, siswa juga dibekali dengan keterampilan teknis lain seperti otomotif, pemesinan, pertukangan dan konstruksi bangunan. Dari sini mereka memiliki hard skill yang bisa digunakan untuk membuka peluang usaha ketika terjun di masyarakat. Pembelajaran keterampilan teknis tambahan itu diprogram dalam bentuk ekstrakulikuler, siswa harus memilih dua program ekskul yang paling disukai.
Trade training tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis (hard skill)¸tapi juga membentuk soft skill (karakter) yang harus dimiliki oleh para wirausahawan, di antaranya mandiri, disiplin, tanggung jawab, inovatif, kepekaan terhadap lingkungan, kejujuran dan ketekunan. Karakter wirausaha ini meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca peluang bisnis, dan kemandirian di dalam mengelola usaha yang mereka miliki serta kemampuan untuk menciptakan peluang usaha baru.
F. Hasil Pelatihan
Setelah melakukan pelatihan di Western Australian College of Agriculture Cunderdin baik di kampus maupun di kota Cunderdin, para santri mendapat banyak pelajaran bermanfaat untuk modal pengembangan potensi lokal di pondok pesantren dan daerah asal masing-masing di Jawa Timur. Beberapa hal yang didapat oleh para santri, antara lain:
1.      Bidang Pertanian dan Peternakan
a.      Efisiensi Kerja dan Optimalisasi Hasil Dengan Penggunaan Peralatan Modern di Seluruh Proses Pertanian dan Peternakan
Ada perbedaan antara penggunaan teknologi dalam proses bercocok tanam di Indonesia dan Australia Barat. Di Indonesia, penggunaan alat teknologi traktor hanya untuk membajak sawah. Di Australia, Alat pertanian yang mereka miliki benar-benar efisien dan terpadu, hal ini dikarenakan medan yang mereka hadapi menuntut adanya perlengkapan tersebut berbeda dengan indonesia. Teknologi yang dipakai pun sangat canggih, misalnya mesin traktor menggunakan auto steer. Bahkan, semua peralatan menggunakan sistem komputerisasi. Dalam proses menanam bibit gandum, dengan hanya satu mesin besar bisa digunakan untuk beberapa proses cocok tanam, seperti membuka tanah, menaruh bibit dan pupuk, serta menutup tanah kembali. Begitu juga mesin untuk panen, bisa digunakan untuk memotong gandum sekaligus menggiling dan untuk memindah dari mesin itu ke lumbung (silos).
   Penggunaan teknologi di Australia benar-benar efektif, sehingga untuk mengelola 4000 hektar hanya membutuhkan 3 orang saja mulai dari proses cocok tanam sampai panen. Berbeda dengan di Indonesia yang masih banyak menggunakan tenaga manusia dalam proses cocok tanam, 1 hektar membutuhkan sekitar 20 orang. Bayangkan, jika 4000 hektar. Mungkin kita membutuhkan 80.000 orang.
Di bidang peternakan dan pemotongan bulu domba, mereka menggunakan pisau cukur elektrik. Mesin untuk mem-press bulu domba dalam karung besar. Mereka pun menggunakan scanning (alat semacam USG untuk mengetahui besaran tulang punggung, bobot daging, dan lemak). Alat ini bermanfaat untuk dua hal. Pertama, untuk mengetahui bobot lemak dan daging. Dua, untuk mengetahui kambing pedaging yang potensial untuk berkembang atau tidak.
Namun yang menjadi point penting dalam pembahasan ini adalah bagaimana Australia sangat mengetahui kepada kebutuhannya sehingga mempunyai gagasan/kebijakan yang sesuai dengan tuntutan lapangan. Diharapkan pula di Negara Indonesia, kita bisa mengetahui betul apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan sehingga kebijakan dan keputusan yang keluar bisa mensejahterakan para petani malah bukan sebaliknya.
Manfaat:
Hal tersebut di atas membuka wawasan peserta pelatihan bahwa  banyak teknologi yang belum dipakai di pertanian dan peternakan Indonesia sementara untuk memakai tekhnologi tersebut tidak memungkinkan karena lahan dan musim yang tidak memungkinkan. Hal yang sebaiknya kita lakukan adalah  meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia sehingga memiliki kemampuan yang bisa diandalkan untuk meningkatkan pertanian dan peternakan, agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dengan kualitas yang optimal.
b.      Meningkatkan Posisi Tawar dan Memaksimalkan Keuntungan Dengan Tertib Administrasi, Kantor Administrasi, Dan Memiliki Perusahaan Berbadan Hukum
                        Kemajuan pertanian dan peternakan di Australia tidak hanya bisa dilihat dari penggunaan teknologi yang canggih. Tapi mereka juga memiliki manajemen dan administrasi yang baik. Setiap petani memiliki kantor administrasi. Bahkan, walaupun pertanian itu milik pribadi atau satu keluarga tertentu, misalnya keluarga Jenzen, namun harus dikelola oleh perusahaan berbadan hukum. Sehingga petani mempunyai posisi tawar yang tinggi dalam proses pemasaran.
Tertib administrasi yang mereka lakukan didukung oleh satu software khusus untuk semua proses cocok tanam sampai panen. Software itu terintegrasi dengan sistem komputerisasi yang ada pada mesin traktor untuk menanam dan panen. Dengan sistem komputerisasi ini bisa diketahui berapa kilo bibit yang dipakai, berapa kilo pupuk yang telah dikeluarkan, berapa kilo bahan kimia untuk kontrol hama, berapa biaya untuk perawatan mesin, dan berapa biaya untuk pekerja.
Manfaat:
Para santri semakin tahu bahwa tertib administrasi dan manejemen juga merupakan salah satu aspek keberhasilan dalam proses pertanian. Dengan tertib administrasi ini, petani mendapat data yang sangat detail dari seluruh proses cocok tanam.
Para santri juga mendapat masukan bahwa pengelolaan pertanian dengan perusahaan berbadan hukum juga membuat daya tawar petani semakin tinggi, serta mampu memperluas jaringan dalam proses pemasaran. Hal ini juga bermanfaat untuk meminimalisir permainan para tengkulak.
c.       Meminimalisir Biaya dan Menghemat Waktu Dengan Memiliki Workshop (Bengkel) Dan Keahlian Dasar Untuk Memperbaiki Kerusakan Mesin-mesin dan alat Pertanian, Peternakan.
Setiap petani Australia memiliki workshop (gudang bengkel besar). Bangunan yang luas sangat diperlukan karena mesin yang mereka miliki sangat besar. Bengkel itu digunakan untuk memperbaiki alat dan mesin yang rusak.  Di dalam workshop terdapat peralatan untuk memperbaiki mesin yang sangat lengkap, seperti las, alat besar untuk mengganti ban dalam besar yang rusak, alat otomatis untuk membuka mur roda yang besar, dll.  
     Semua petani di Australia adalah mechanic’, ini adalah ungkapan yang sering kita dengar dari petani Australia. Mereka tahu ilmu las dan ilmu lainnya untuk memperbaiki mesin. Sehingga mereka bisa menghemat biaya dan mempercepat proses perbaikan mesin. Kecuali ada kerusakan sangat parah yang tidak bisa diatasi oleh mereka, mereka membawa ke tempat perbaikan di Perth atau mendatangkan ahlinya ke gudang besar untuk perbaikan mesin.
Manfaat:
Para santri semakin tahu bahwa pengetahuan dasar untuk memperbaiki mesin mempunyai keuntungan tersendiri bagi pengelola pertanian yang mulai menggunakan teknologi modern. Ini penting untuk mengurangi pengeluaran dalam perbaikan alat serta tidak banyak menghamburkan waktu untuk proses perbaikan.
d.      Pendidikan Kewirausahaan Sebagai Bekal Untuk Membentuk Kemandirian dan Mencari Peluang Bisnis Yang Nyata di Lapangan
Para siswa di kampus tidak hanya diberi pembelajaran teori dan praktek di bidang pertanian, peternakan. Mereka juga dikenalkan pada dunia bisnis dan pemasaran serta inovasi-inovasi di dalamnya. Dari sini siswa bisa membuka jaringan untuk menemukan usaha baru atau memperkokoh bisnis yang sudah mereka miliki.
Manfaat:
Para santri diberi pengalaman menarik tentang perlunya pengenalan dunia bisnis yang nyata, serta kemandirian dan inovasi di dalam kegiatan bisnis. Hal ini benar-benar menjadi modal besar untuk mengatasi problem ekonomi yang akan dihadapi di dunia nyata.
2.      Bidang pendidikan
a.      Kepemimpinan Yang Terjun Langsung dan Menjadi Teladan Memudahkan Proses Komunikasi dan Kordinasi dalam Organisasi
Direktur Kampus, Mr Benard, selalu menemani kita hampir dalam seluruh kegiatan. Ia mau terjun ke lapangan, mengetahui betul segala hal di kampus, low profile, komunikatif dan menghargai semua stafnya seperti teman dan keluarganya sendiri. Maka tak heran semua murid dan staf di kampus menghormatinya, baik yang tua ataupun muda.
Manfaat:
Para santri melihat langsung model kepemimpinan yang bisa menjadi ayah bagi anak didik dan anak buahnya. Kehangatan hubungan yang ditunjukkan Mr Benard membuat kita sadar bahwa pemimpin tidak cukup hanya mempunyai kemampuan intelektual, tapi juga harus menguasai pendekatan psikologis dan memiliki kualitas Emotional Quetion yang baik. Memanusiakan manusia. Hal ini sangat efektif untuk membentuk suatu proses komunikasi yang harmonis di dalam organisasi.
b.      Pembentukan Karakter Mulia Dengan Tauladan, Pendampingan dan Ketegasan Aturan
Siswa di Western Australian College of Agriculture Cunderdin sangat disiplin, tepat waktu, teratur, ramah terhadap tamu. Ketika mereka masuk ke ruang makan mereka sangat teratur. Untuk menambah makanan mereka menunggu isyarat, begitu pula untuk minum dan keluar dari ruang makan. Keluar dari ruang makan saja mereka tertib. Mereka tidak langsung berdiri semuanya. Namun bergantian, satu deret bangku terlebih dahulu, kemudian disusul yang lainnya. Semua piring juga dikumpulkan dan meja dibersihkan oleh masing-masing siswa yang duduk di tempat itu.
Setiap makan selalu ditemani oleh beberapa guru. Sebelum mereka keluar salah satu guru selalu berkomunikasi dengan mereka meskipun hanya satu menit. Guru di kampus ini benar-benar disegani meskipun mereka begitu familiar dan sedekat hubungan ayah dan anak bagi seluruh siswanya. Terkadang yang dibicarakan hanya informasi ringan, atau menghargai  beberapa siswa yang dianggap perlu dihargai dan diberi applaus.
Manfaat:
Para santri semakin sadar bahwa tauladan, pendampingan, ketegasan dan peraturan merupakan kunci pembentukan karakter. Tidak hanya teori, namun praktek di lapangan lebih bermanfaat.
3.      Bidang sistem tata kota
a.      Kekurangan Air Bisa Diatasi Dengan Teknologi Canggih Yang Didukung Negara
Cunderdin adalah kota kecil yang tak memiliki sungai serta tak memiliki persediaan air yang memadai. Namun, pemerintahnya membuat pipa besar untuk menyalurkan air dari tempat yang sangat jauh menuju daerah-daerah kecil di Australia Barat.
Manfaat:
Para peserta semakin tahu bahwa teknologi canggih bisa menjadi solusi bagi permasalahan kekurangan air di daerah-daerah kering.
G. Rencana Tindak Lanjut
Setelah mengikuti pelatihan bidang pertanian dan peternakan ini, ada banyak hal yang menjadi rencana tindak lanjut (action plans) yang ingin dilaksanakan oleh santri peserta pelatihan. Hal tersebut diharapkan bisa bermanfaat bagi peserta, pondok pesantren, masyarakat sekitar dan kabupaten serta Propinsi Jawa Timur.  Adapun rencana-rencana tersebut adalah :
1.      Rencana Jangka Pendek
a.       Laporan pertanggungjawaban kepada Pondok pesantren dan Pemerintah Provinsi
b.      Mensosialisasikan hasil pelatihan kepada para santri
c.       Membentuk jaringan antar lembaga peserta pelatihan santri ke Australia 2012
d.      Menanamkan kedisiplinan dimulai dari lingkungan pesantren.
2.      Rencana Jangka Menengah
a.       Perbaikan manajemen dibidang organisasi dan administrasi lembaga
b.      Mengembangkan pendidikan kewirausahaan yang mengarah kepada pengembangan potensi lokal
c.       Meningkatkan relasi dengan dinas-dinas terkait untuk pengembangan usaha pesantren
d.      Menerapkan administrasi berbasis IT dalam usaha pesantren
e.       Selalu proaktif menjalin komunikasi dengan Provinsi Jawa Timur dan Kementrian Agama dalam rangka rencana tindak lanjut pasca pelatihan.
3.      Rencana Jangka Panjang
a.       Mengembangkan variasi usaha pesantren dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat lokal
b.      Menciptakan usaha pesantren yang mandiri
c.       Mengadakan kerjasama Sister College (C to C) antara Lembaga peserta pelatihan dengan Western Australian College of Agriculture Cunderdin.
H. Penutup
Demikian laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pelatihan yang telah diberikan. Terima kasih.
Lamongan, 05 Nopember 2012
Santri peserta pelatihan


Budiman
FOTO KEGIATAN
Kegiatan Rapat Pembekalan Sebelum Keberangkatan Santri Ke Australia Barat
 












Kunjungan Santri ke KJRI Perth
 











2 komentar:

  1. Hebat...!!! masih sempat mikir "Short-Term Training in Western Australia". Aku dah lupa dapat apa aj.

    BalasHapus
    Balasan
    1. baru dpt pengalaman dan foto2nya aja pak....hehe. ni masih konsen di perkuliyahan,

      Hapus